Seberapa Penting Sih Ngehindarin Orang Toxic?

Lately, banyak banget label tentang seseorang contohnya toxic, baper, dan lain hal... yang cuma berdasar dari pemikirannya aja. Bijak nggak sih kalau kita nentuin sikap kaya gitu? Mungkin kita perlu tahu dulu apa sih yang dimaksud Toxic? Gue pribadi nggak akan ngejelasin terkait pengertian dari Toxic karena gue bukan expert-nya, gue cuma kepingin ngebahas beberapa keresahan terkait toxic aja based on what I read, and my own experiences. Pengertian singkat tentang toxic bisa kalian baca  di sini dulu ya.   


Gue banyak temuin beberapa orang yang menganggap Toxic ini adalah salah satu hal yang bener-bener harus dihindarin. Cuman, kalau gue ditanya seberapa penting sih buat ngehindarin orang toxic? Jawabannya ya nggak penting sama sekali. Kenapa? karena itu sama aja kaya bersikap apatis,  atau intoleran untuk menjadi orang-orang yang peduli. Ngehindarin sikap apatis kan bukan cuma ada di dunia politik aja. Justru, hal krusialnya menurut gue ada dalam kehidupan kita sehari-hari. Misalnya, ada satu orang yang kalian anggap toxic karena dia kerjaannya cuma bisa ngeluh, nyalahin orang lain, dan banyak nggak bertanggung jawab sama apa yang dia pegang. Cuma, sikap kalian ternyata memilih untuk menjauh, dan nggak peduli sama orang itu lagi, yang sebenernya amat sangat disayangkan.. karena gue percaya setiap orang punya sisi baik. Even dia adalah orang yang benar-benar menyebalkan. 

Ngehindarin orang kaya gitu, secara nggak sadar malah akan memperumit keadaan dan memperbesar skala orang-orang yang kalian anggap toxic.  


Memilih untuk menjauh? belum tentu mereka langsung sadar dan ngerasain efeknya. Kalian yakin setelah mereka dapet predikat toxic ini, mereka langsung berhenti jadi orang yang kalian anggap toxic. Rasanya kata toxic terlalu keras maknanya, seolah-olah manusia ini racun. Seolah-olah yang mereka lakuin selama ini cuma bisa bawa penyakit di lingkungan sekitar. Padahal mereka nggak sakit sama sekali. Mereka, orang-orang toxic yang sehat ini mungkin cuma pernah punya pengalaman yang nggak mengenakkan di masa lalunya. Mereka mungkin cuma butuh teguran. Teguran atas apa yang mereka lakuin. Teguran kalau sikap mereka kadang-kadang nguras energi positif orang. 

Ah, mereka beneran sakit kok!

Kalau mereka memang sakit, solusinya bukan menjauh dari penyakitnya. Tapi, cari obatnya. Ngapain? buang-buang waktu dan nguras energi banyak aja. Loh, bukannya kita hidup selalu nguras energi? Kalau nggak nguras energi, mau jadi tim rebahan terus selama hidup? Di dunia ini kita bebas memilih, punya privilege banyak untuk jadi dampak atau enggak di lingkungan sekitar. Hal kecil yang paling mudah untuk diterapin adalah berbuat baik, peduli sesama. Semudah itu ya kedengarannya? 
Seperti salah satu kalimat magis dari Marchella FP, di dunia ini butuh lebih banyak orang baik. Semoga kalian adalah salah satunya ya!

Comments